Bakso Bakar Tempura Ngrajek Bu Nutfa...uenak

|



Kuliner yang satu ini termasuk idola bagi masyarakat sekitarnya di Desa Sambirejo Tanjunganom, namanya bakso bakar Ngrajek yang terkenal dengan tradisi Langen Tayub yang sudah membumi di Dusun Ngrajek. Bakso bakar buatan Ibu Nutfa ini sudah mampu memancing selera. Tampilannya sangat sederhana dan praktis. Hanya dengan semangkok kuah bakso dengan dua tusuk bakso bakar dan satu tusuk tempura plus sosis sapi bakar, rasanya lidah ini mudah sekali bergoyang.

Sepintas bakso bakar ini memang mirip dengan sate dengan ditusuk lalu dibakar di atas panggangan arang. Satu tusuk dengan dua biji bakso sedang dan satu tusuk dengan tiga biji bakso lebih kecil. Ditambah dengan satu tusuk dengan potongan sosis dan tempura dari ikan tengiri. Keempat jenis makanan ini dibakar secara bersamaan. Lalu disajikan dengan kuah bakso. “ Memang untuk satu porsi terdiri atsa empat jenis makanan dalam tiga tusuk, “ terang Nutfa sambil terus mengipasi dan membolak balik bakso bakar.

Yang lebih nikmat lagi tentunya, saat lidah ini mencicipi bagaimana aslinya rasa bakso bakar khas Ngrajek. Tanpa dicelupkan ke dalam kuah, bakso bakar terasa lebih nikmat. Apalagi tidak berasa arang. Rupanya, Bu Nutfa mengolesi bakso bakarnya dengan mentega lebih dulu sebelum disajikan untuk mengurangi rasa arang yang tertinggal pada kulit bakso setelah dibakar. Bagaimana dengan tempuranya ? Ternyata, benar-benar berasa ikan tengiri. Tak heran, karena tempura tersebut “diimpor” langsung dari Surabaya. “ Bagitu pula dengan sosis dan bakso kecilnya, “ selain sulit mendapatkan ikan tengiri di Nganjuk, ia lebih memilih untuk mendatangkan makanan berasa laut dari Surabaya. “ Saya punya relasi bisnis di Surabaya,”.

Yang lebih khas lagi adalah kuah baksonya yang dibuat dari sari kaldu sumsum tulang sapi sehingga kita akan mengira kalo kuah baksonya terbuat dari gajih (lemak) daging sapi. Padahal bukan. Sebenarnya, bisnis bakso bakar ini bukanlah usaha pertama yang dijalani wanita yang bersuamikan Suparmin yang warga asli Baron. Sebelumnya ia pernah berjualan nasi bebek di tempat yang sama yakni di rumahnya sendiri yang ada di Jl. Madiun Surabaya. Tepatnya di sebelah utara SDLB Sambirejo. Hanya 100 meter ke selatan dari pertigaan Ngrajek. Namun karena kurang mendapat perhatian, ia mencoba beralih usaha ke bakso bakar sejak tiga bulan silam.

Kini usaha barunya ini cukup mendapat tempat di hati masyarakat Ngrajek dan sekitarnya terutama kaum muda dan orang tua. Dalam sekali pesan, pelanggan bisa membawa beberapa porsi bakso bakar dan tentunya dengan harganya sangat murah sekali Rp. 3.500,- tiap porsinya.

Naluri bisnisnya untuk membuka usaha bakso bakar ini cukup mengena. Ditambah pengalamannya di hotel berbintang di Surabaya sangat mendukung bisnis jajanan ini. Tapi jangan heran. Di hotel dulu ia justru menekuni pekerjaan sebagai florist (perangkai bunga). Tapi ide jitu didukung sarana plus lokasi yang tepat membuat usaha bakso bakar berlabel “Barokah” ini mampu berjalan dan tinggal menuai keuntungan tiap harinya.
Nah, ono cecek kok ngombe solar , Ayo rek Menyang Ngrajek ojo lali mampiro ning bakso bakar

4 komentar:

kacs me mengatakan...

boleh diadu tuh pak dengan "sate madura"

Miftahur mengatakan...

Pokok'e Kuliner Nganjuk Mak Nyusss!!!
Pedes iku cirine


Eh, mas Kuliner Baron apa ya?
Aku ki cah Baron koq durung weruh kuliner daerahe dewe...

hanandy mengatakan...

mantap jaya kuwi...
terus di update mas,wisata kuliner nya...

Anonim mengatakan...

wah,,, au cah ngrajek tapi og gag pernah denger tu bakso bakar ya????

Golek sing puenak meneh