Gude Dilalap Enak, Disayur pun Nikmat

|


Sayur gude bagi masyarakat di daerah pedesaan masih sering dikonsumsi sebagai masakan sehari-hari. Tanaman gude (Cajanus cajan) termasuk jenis tanaman yang sudah cukup langka ditemui. Biasanya ditanam warga sebagai tanaman perdu di pekarangan rumah. Tanaman gude juga masih banyak diperjualbelikan di pasar tradisional. Seperti di Pasar Gondang. Di pasar yang nampak lebih ramai pada hari pasaran Pon ini, gude dijual bersama sayuran lainnya. Malah, ketika sinar mentari mulai menyinari bumi Gondang, gude justru sudah habis dibeli orang.

Di Nganjuk, gude lebih banyak diolah dalam bentuk lalapan. Terkadang, penjula pecel pun menambahkan gude pada lalapan. Seperti warung pecel Bu Tutik yang ada di komplek Pasar Gondang. Bu Tutik memang selalu menyertakan gude sebagai bahan lalapan nasi pecel. Ia harus berburu gude di Pasar Gondang sejak jam 3 pagi. Tak heran, karena warung pecel pincuknya buka sejak jam 3 pagi pula. Bahkan hampir tak pernah tutup.

Selain penampilan sajian nasi pecel yang menggunakan kertas pembungkus makanan dan daun pisang sebagai pincuknya, lalapan gude ini sekaligus menjadi ciri khasnya pecel pincuk Bu Tutik. Bila dimakan, lalapan gude terasa agak berbeda karena kulit luar yang berbulu agak kasar. Apalagi rasa pedas sambal pecel dan tumpangnya yang makin menggoyang lidah ini. Bagi masyarakat Gondang dan Nganjuk utara umumnya lebih menyukai rasa pedas.

Menikmati sajian tradisional di tengah suasana hiruk pikuknya pasar, akan Anda temukan di Pasar Gondang ini. Sambil makan pecel dengan lalapan gude, kita bisa menikmati pemandangan masyarakat desa yang tumplek blek ramai membeli kebutuhan sehari-hari. Selain sebagai lalapan, ternyata gude juga bisa diolah menjadi sayuran pelengkap. Biasanya gude ditambahkan pada sayur asam atau sayur lodeh (sayur gurih). Sayur asam atau sayur lodeh gude ini sepertinya hanya bisa ditemui di pedesaan. Sulit ditemui diperkotaan, ibu-ibu yang mengolah gude menjadi sayuran atau lalapan.

0 komentar:

Golek sing puenak meneh