Nasi Bakar Dipenogoro - Bu Mila

|



Anda pernah mencoba menyantap nasi dengan cara berbeda ? Kuliner kali ini memang benar-benar baru di Bumi Anjuk Ladang. Dan bahkan mungkin hanya bisa ditemukan di kawasan Diponegoro di Kota Nganjuk. Bu Mila, sang pengusaha, tampaknya memanfaatkan keunikan masakan nasi bakar sebagai daya tarik utama dagangannya.

Seperti namanya, nasi bakar adalah nasi yang sudah dibumbui dengan bumbu tertentu dalam kondisi matang siap untuk dimakan. Lengkap dengan lauk pauknya, seperti irisan daging ayam. Hanya saja nasi bumbu ini dibungkus dalam daun pisang dengan bentuk menyerupai pepes. Sebelum disajikan di atas piring, nasi bungkus ini dibakar lebih dulu di atas panggangan. Tak perlu waktu lama untuk memanggang nasi bungkus ini. Cukup dibolak-balik hingga bakarannya rata di semua sisi. Baru setelah itu, nasi bungkus diletakkan di atas piring.

Ternyata wujud aslinya nasi bakar ala Bu Mila ini, mirip dengan nasi goreng. Tapi tunggu dulu. Ada aroma lain yang terasa lebih menyengat hidup ini. Dan itu bukan bau khas nasi goreng. Tapi adalah aroma khas dari serundeng. Parutan kelapa yang digoreng sangan itu sangat mendominasi aroma dari nasi bakar. Tak hanya itu saja. Di antara butiran nasi, terdapat beberapa irisan daging ayam dengan ukuran tipis. Warna merah kecoklatan menjadi ciri khas nasi bakar Diponegoro ini.

Meski dengan lauk yang terbatas, tapi nasinya terasa enak. Apalagi ditambah irisan mentimun sebagai pemanis. “ Sementara memang baru begini adanya. Nanti setelah berjalan lebih lancar, kami akan mengembangkan nasi bakar ini dengan bumbu yang lain, “ terang Bu Mila di antara deru kendaraan yang lewat. Memang letak kios nasi bakar ini ada di tepi Jl. Diponegoro Nganjuk. Tepatnya di depan Perpustakaan Daerah Nganjuk.
Bu Mila mengungkapkan, lebih banyak pelanggannya yang membawa pulang ketimbang disantap di warungnya. Entah kenapa sebabnya. Malah banyak pelanggannya yang berasal dari kaum Tionghoa. Tapi tak sedikit pula warga asli Nganjuk yang membeli.

Tapi sebelum membeli nasi bakar Diponegoro ini, kita harus memilih jenis nasi bakarnya. Sebab ada nasi bakar dengan rasa pedas yang lebih, sedang dan tidak pedas sama sekali. Cukup tiga ribu lima ratus saja harganya dan itu sudah bisa mengenyangkan perut.
Kenikmatan nasi bakar ini rasanya akan lebih komplit bila ditemani dengan lauk dengan rasa yang lebih menggigit. Seperti ikan asin. Tentunya nasi bakar ini akan terasa lebih enak.
Dari 40 bungkus nasi bakar yang ia buat setiap harinya, selalu ludes dalam waktu yang tidak terlalu lama. Hanya beberapa jam saja.
Jadi, tak ada salahnya untuk menikmati nasi dengan cara unik ala nasi bakar Diponegoro bukan ?

2 komentar:

ndop mengatakan...

bukake jam piro kuwi kang? tutupe jam piro???

peh, dadi puwingin aku... hohoho...

eh, matur nuwun wis komentar nang blogku...

wisnu mengatakan...

lek ndelok potone bengi, kiro2 bukae yo bar magrib

Golek sing puenak meneh